Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral akan mengambil pendekatan “tunggu dan lihat” terkait kemungkinan pemotongan suku bunga. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya di Universitas Chicago, di tengah perubahan kebijakan ekonomi signifikan yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump, termasuk tarif baru dan pemutusan hubungan kerja pegawai federal.
Powell menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menentukan kebijakan moneter. Ia menyatakan bahwa biaya untuk bersikap hati-hati saat ini rendah, dan kondisi ekonomi tidak memerlukan intervensi segera. Pendekatan ini mencerminkan sikap waspada The Fed dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
Akibat pernyataan Powell, ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga menurun. Data dari CME Group menunjukkan hanya ada kemungkinan 3% untuk pemotongan suku bunga pada bulan Maret. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai menyesuaikan harapan mereka sesuai dengan sikap The Fed yang lebih berhati-hati.
Mandat ganda The Fed adalah menjaga inflasi tetap rendah dan memastikan tingkat pekerjaan yang tinggi. Namun, ketidakpastian ekonomi akibat tarif, potensi pemotongan anggaran federal, dan kemungkinan deportasi massal dapat menantang tujuan tersebut. Powell mengakui bahwa faktor-faktor ini menambah kompleksitas dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter.
Dalam situasi ini, Powell menekankan pentingnya menunggu sinyal ekonomi yang lebih jelas sebelum membuat keputusan kebijakan. Pendekatan ini memungkinkan The Fed untuk mengumpulkan lebih banyak data dan mengurangi risiko membuat keputusan yang terburu-buru. Hal ini juga mencerminkan komitmen The Fed untuk bertindak berdasarkan bukti dan analisis yang solid.
Selain itu, Powell menyoroti bahwa pendekatan “tunggu dan lihat” memberikan fleksibilitas bagi The Fed. Dengan tidak terburu-buru dalam menyesuaikan suku bunga, The Fed dapat lebih responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan. Pendekatan ini juga membantu menjaga stabilitas pasar dengan menghindari perubahan kebijakan yang tiba-tiba.
Namun, beberapa analis khawatir bahwa sikap terlalu berhati-hati dapat menyebabkan The Fed tertinggal dalam merespons perubahan ekonomi. Mereka berpendapat bahwa tindakan proaktif mungkin diperlukan untuk mencegah perlambatan ekonomi atau lonjakan inflasi. Debat ini mencerminkan tantangan yang dihadapi The Fed dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk bertindak cepat dan kebutuhan untuk bersikap hati-hati.
Secara keseluruhan, pernyataan Powell menegaskan komitmen The Fed untuk memantau perkembangan ekonomi dengan cermat sebelum membuat perubahan kebijakan. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada data yang kuat dan pertimbangan yang matang, guna mendukung stabilitas ekonomi jangka panjang.