JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan rencana pelaksanaan kegiatan retret bagi kepala daerah dalam gelombang kedua. Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari program retret sebelumnya yang telah diikuti oleh sejumlah kepala daerah sebagai upaya penguatan nilai-nilai kepemimpinan, integritas, dan pelayanan publik.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/4), Tito menyebut bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sedang menyusun sejumlah skenario untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Namun, ia belum merinci lebih lanjut mengenai lokasi maupun waktu pelaksanaan yang dimaksud.
“Kami sedang menyiapkan skenario. Ada beberapa opsi yang masih kami kaji,” ujar Tito singkat.
Retret gelombang pertama sebelumnya digelar sebagai forum diskusi tertutup yang diikuti para kepala daerah dan difokuskan pada refleksi kepemimpinan, penguatan komitmen tata kelola pemerintahan, serta pembinaan mental dan etika birokrasi. Gelombang kedua diharapkan akan mengakomodasi kepala daerah yang belum sempat hadir pada tahap awal, termasuk mereka yang berasal dari daerah-daerah dengan jadwal padat atau yang tengah menghadapi tahapan pemilihan ulang.
Program retret ini mendapat sorotan luas karena dinilai sebagai pendekatan baru dalam membangun karakter dan integritas pemimpin daerah. Beberapa pihak menyebut kegiatan ini penting untuk memberikan ruang bagi para kepala daerah agar bisa merefleksikan tantangan yang dihadapi serta menyusun langkah strategis ke depan.
Tito memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut akan disesuaikan dengan konteks daerah dan kesiapan masing-masing peserta. Ia juga menekankan bahwa tujuan retret adalah memberikan energi baru bagi kepala daerah dalam mengelola pemerintahan secara lebih baik, transparan, dan akuntabel.
Meskipun belum dipastikan tempat dan waktunya, wacana retret gelombang kedua ini sudah menarik perhatian publik, termasuk sejumlah kepala daerah yang mengaku siap mengikuti kegiatan tersebut. Pemerintah juga dipastikan akan menyiapkan materi diskusi dan fasilitator yang relevan dengan tantangan aktual yang dihadapi daerah saat ini, mulai dari persoalan ekonomi, inflasi, hingga dinamika politik jelang Pilkada.
Dengan pendekatan yang lebih reflektif dan personal, retret kepala daerah ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang seremonial, melainkan menjadi ruang pembelajaran sekaligus penguatan jejaring antar pemimpin daerah di seluruh Indonesia.
