Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, menegaskan pentingnya memberikan perlakuan setara terhadap wisatawan domestik (wisdom) dalam ekosistem pariwisata nasional. Ia menyoroti masih adanya kecenderungan sejumlah destinasi wisata di Tanah Air yang lebih mengutamakan wisatawan mancanegara, tanpa memberikan perhatian yang seimbang kepada wisatawan lokal. Dalam keterangannya, Senin (23/6), Ni Luh Puspa menekankan bahwa kontribusi wisatawan domestik sangat besar dalam menjaga keberlangsungan industri pariwisata nasional. “Ini menandakan pemulihan yang cukup kuat sekali dan juga cepat setelah pandemi. Ini juga menegaskan bahwa wisatawan domestik itu adalah tulang punggung pariwisata nasional, jadi kita tidak boleh mendiskriminasi wisatawan domestik,” ujarnya.
Data Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024 telah terjadi lonjakan signifikan dalam perjalanan wisata domestik, mencapai lebih dari 1 miliar perjalanan—angka yang melampaui capaian sebelum pandemi COVID-19 yang berada di kisaran 722,2 juta perjalanan. Ni Luh Puspa menekankan bahwa tren ini menjadi bukti nyata bahwa wisatawan domestik berperan vital dalam proses pemulihan dan pertumbuhan sektor pariwisata nasional. Oleh karena itu, ia mendorong seluruh pemangku kepentingan pariwisata di daerah untuk tidak hanya berfokus pada wisatawan mancanegara, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan, fasilitas, dan pengalaman bagi pengunjung dari dalam negeri. “Wisatawan domestik adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan sektor pariwisata Indonesia,” tambahnya. Ke depan, Kemenparekraf akan terus mengawal kebijakan inklusif yang berpihak pada pertumbuhan pariwisata yang adil dan merata bagi seluruh segmen wisatawan.