
JAKARTA – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara tengah menyelesaikan pembangunan tanggul mitigasi setinggi 3,6 meter di kawasan Docking Kapal Baywalk, Pluit, sebagai bagian dari strategi adaptasi terhadap risiko banjir rob yang kerap melanda wilayah pesisir utara ibu kota. Proyek ini menjadi respons konkret atas semakin seringnya intrusi air laut yang berdampak pada aktivitas ekonomi, transportasi, serta kenyamanan warga di sepanjang pesisir. Pembangunan tanggul ini menempati posisi strategis dalam sistem perlindungan pantai Jakarta yang lebih luas, sekaligus menjadi bagian integral dari rencana jangka panjang penguatan infrastruktur pesisir. Menurut pernyataan resmi dari Pemerintah Kota Jakarta Utara, proyek ini ditargetkan rampung pada Agustus 2025, guna memastikan area sekitar Baywalk tetap aman saat musim pasang tinggi yang biasanya terjadi pada kuartal akhir tahun. Pemerintah juga memastikan bahwa proses pembangunan dilakukan tanpa mengganggu aktivitas pelabuhan dan komersial di kawasan tersebut.
Wali Kota Jakarta Utara menyatakan bahwa pembangunan tanggul ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menjalankan agenda mitigasi perubahan iklim dan adaptasi kawasan pesisir. Selain struktur fisik, proyek ini juga disertai dengan peningkatan sistem drainase lokal dan pemantauan pasang surut laut secara real-time melalui integrasi data dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Wilayah Pluit, sebagai salah satu zona urban pesisir dengan kepadatan tinggi, memiliki risiko tinggi terhadap limpasan air laut terutama pada saat fenomena supermoon dan badai siklon. Oleh karena itu, tanggul ini diharapkan tidak hanya menjadi penghalang fisik, tetapi juga simbol dari pendekatan berbasis ketahanan iklim yang terencana dan sistematis. Pembangunan dilakukan dengan struktur beton bertulang tahan korosi, dan dirancang memiliki umur teknis lebih dari 20 tahun. Pemerintah juga mengajak partisipasi masyarakat dan pemilik usaha sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan tanggul, serta tidak mengganggu sistem saluran air agar fungsi tanggul berjalan optimal. Dengan proyek ini, Jakarta Utara terus memperkuat posisinya sebagai kota pelabuhan yang tangguh, aman, dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.
