Washington, D.C. – Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai kesepakatan penting dalam upaya meredakan ketegangan dagang yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Dalam perjanjian tersebut, kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif impor secara signifikan, yang diharapkan dapat mendorong kembali pertumbuhan ekonomi global.
Pemerintah Amerika Serikat akan memangkas tarif impor terhadap produk-produk asal China dari sebelumnya sebesar 145 persen menjadi 30 persen. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen AS untuk menciptakan hubungan dagang yang lebih seimbang dan adil.
Sebagai timbal balik, China juga akan menurunkan tarif atas produk-produk asal AS dari 125 persen menjadi 10 persen. Pengurangan tarif ini mencakup berbagai sektor penting, termasuk pertanian, teknologi, dan manufaktur, yang selama ini menjadi titik panas dalam perang dagang antara kedua negara.
Kesepakatan ini disambut positif oleh pelaku pasar global dan dianggap sebagai sinyal membaiknya hubungan bilateral antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Para analis memperkirakan langkah ini akan berdampak positif terhadap stabilitas rantai pasok global dan menurunkan tekanan inflasi di banyak negara.
Dengan kesepakatan ini, baik AS maupun China berharap dapat membuka babak baru dalam hubungan perdagangan, memperkuat kerja sama ekonomi, dan menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat internasional.
